MANAJEMEN PEMASARAN
Semua organisasi, baik berorientasi profit maupun
not-for-profit, harus bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat
beroperasi dan sukses.
Kemampuan organisasi dalam menentukan siapa yang menjadi
konsumen dari
produk/jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci
keberhasilan organisasi.
Berikutnya barulah organisasi dapat memfokuskan diri
untuk mengidentifikasi
kebutuhan konsumen, cara-cara memenuhi kebutuhan itu dan
akhirnya mengusahakan
konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk/jasa yang
ditawarkan perusahaan. Di
samping itu, organisasi harus memiliki kemampuan pula
untuk menyampaikan
informasi kepada konsumen bahwa mereka telah menghasilkan
sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Di sinilah fungsi pemasaran
(marketing) menonjol. Ia
menjadi (hub) penghubung antara organisasi dan konsumen.
Lebih jauh lagi, fungsi
ini dapat diberdayakan untuk mendukung suatu gagasan dan
mendidik konsumen
(Boone&Kurzt, 234).
The American Marketing Association mendefinisikan
Marketing (management)
sebagai “the process of planning and executing the
conception, pricing, promotion,
and distribution of ideas, goods, and services to create
exchanges that satisfy
individual and organizational objectives. Proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi, dan pendistribusian
gagasan, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan
individu dan organisasi.
Pertukaran dalam konteks ini dimaksudkan sebagai sebuah
proses dimana dua atau
lebih pihak saling mempertukarkan sesuatu yang memiliki
nilai sehingga pada
akhirnya mereka merasa lebih baik setelah melakukan
proses ini. Philip Kotler sendiri
mendefiniskan marketing management sebagai “the art
and science of choosing
target markets and getting, keeping, and growing
customers through creating,
delivering, and communicating superior customer values”. (Seni dan ilmu di dalam
memilih pasar sasaran dan mendapatkan, memelihara dan
mengembangkan para
pelanggan melalui proses penciptaan, penyampaian dan
pengkomunikasian nilai
pelanggan yang lebih baik.
Konsep-konsep Pemasaran
Pemasaran dapat lebih mudah dipahami dengan mengerti beberapa
elemen inti dari
pemasaran. Secara konseptual, pemasaran merupakan sebuah
falsafah bisnis yang
menyadari pentingnya keterlibatan seluruh elemen
organisasi dalam proses
pemenuhan kebutuhan.dan keinginan konsumen sekaligus
memenuhi tujuan-tujuan
organisasi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengaplikasikan
konsepsi pemasaran:
1. Menggali informasi mengenai pasar, potensial maupun
aktual. Sudah
tersediakah barang/jasa yang mampu memuaskan kebutuhan
dan keinginan
pasar? Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan kemampuan
produknya
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen?
2. Merancang dan mengembangkan program pemasaran
a. menyediakan produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen
b. menetapkan harga produk yang dapat diterima oleh pasar
c. mengkomunikasikan produk kepada konsumen untuk
memposisikan
produk di pikiran konsumen
d. memberikan jaminan bahwa konsumen dapat memperoleh
produk di
saat yang tepat dan di tempat yang tepat pula.
3. Mengevaluasi melalui proses penggalian informasi
mengenai erektivitas
program-program pemasaran perusahaan.
Aktivitas-aktivitas pemasaran seharusnya dilaksanakan
dengan mempertimbangkan
efisiensi, efektivitas, dan tanggung jawab sosial
pemasaran. Di dalam khasanah
pemasaran terdapat lima konsep yang mendasari aktivitas
pemasaran perusahaan:
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, dan konsep
pemasaran sosial.
Konsep Produksi:
Konsep produksi meyakini bahwa konsumen akan lebih
menyukai produk-produk
yang tersedia di mana-mana dan dengan harga murah. (The
production concept holds
that consumers will prefer products that are widely
available and inexpensive.)
Konsep Produk
Konsep produk meyakini bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk-produk yang
menawarkan kualitas yang baik, kinerja, atau fitur-fitur
yang inovatif. (The product
concept holds that consumers will favor those products
that offer the most quality,
performance, or innovative features.)
Konsep Penjualan
Konsep penjualan meyakini bahwa bila konsumen dan pelaku
bisnis dibiarkan saja,
maka mereka tidak akan membeli dalam jumlah yang memadai
produk-produk
perusahaan. Perusahaan haruslah melakukan usaha penjualan
dan promosi yang
agresif. (The selling concept holds that consumers and
businesses, if left alone, will
ordinarily not buy enough of the organization’s products.
The organization must,
therefore, undertake an aggressive selling and promotion
effort.)
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran meyakini bahwa kunci untuk mencapai
tujuan perusahaan
mencakup usaha perusahaan untuk menjadi lebih efektif
daripada para pesaingnya
dalam hal menciptakan, menyampaikan, dan
mengkomunikasikan kepada pasar
sasaran yang ditetapkan nilai manfaat bagi konsumen (The
marketing concept holds
that the key to achieving its organizational goals
consists of the company being more
effective than competitors in creating, delivering, and
communicating customer value
to its chosen target markets.)
Konsep Pemasaran Sosial
Konsep pemasaran sosial meyakini bahwa tugas perusahaan
adalah menetapkan
kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan
memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada para
pesaing dengan cara-cara
yang menjaga atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat. (The
social Marketing concept holds that the organization’s
task is to determine the needs,
wants, and interests of target markets and to deliver the
desired satisfactions more
effectively and efficiently than competitors in a way
that preserves or enhances the
consumer’s and the society’s well-being.)
1. Pasar
Banyak cara orang mendefinisikan konsep pasar. Pasar di
sini dimaksudkan
sebagai sekelompok individu/organisasi yang memiliki
kebutuhan dan
keinginan yang ingin dipuaskan dengan disertai daya beli
serta memiliki
kemauan untuk membelanjakan daya beli itu. Konsekuensi
dari definisi itu,
kita dapat menggolongkan pasar ke dalam dua kategori,
pasar konsumen dan
pasar industri. Pasar konsumen merujuk pada
individu-individu yang membeli
produk perusahaan untuk dikonsumsi sendiri. Sementara
pasar industri,
organisasi membeli suatu produk untuk dijual kembali atau
digunakan di
dalam proses operasi yang nantinya juga akan dijual
kepada konsumen.
Dalam usahanya menawarkan produk kepada pasar, perusahaan
harus
menyadari bahwa tidaklah mungkin semua orang akan
menyukai satu produk
tertentu. Tidak semua orang sama-sama menyukai softdrink,
kamar hotel,
restoran, mobil, universitas dan lain sebagainya. Ketidak
samaan ini muncul
dari berbagai alasan, yaitu perbedaan lingkungan
geografis (seperti wilayah
negara, provinsi, kabupaten atau perkotaan dan pedesaan,
demografi (seperti
jenis kelamin, usia, tingkat penghasilan, ukuran keluarga
dan tingkat
pendidikan), psikografi (seperti gaya hidup, kepribadian
dan nilai), dan
perilakunya (seperti kesempatan khusus, manfaat khusus,
status pemakai, dan
tngkat pemakaian). Perbedaan-perbedaan ini perlu
penanganan yang spesifik
bila perusahaan ingin berhasil. Konsep penanganan ini
membawa kita pada
istilah Market Segmentation (segmentasi pasar). Segmen
pasar adalah suatu
kumpulan besar dari pasar yang memiliki kesamaan
keinginan, daya beli,
lokasi geografis, sikap pembelian, atau kebiasaan
membeli.
2. PERILAKU PASAR
Perilaku pasar mencerminkan perilaku individu-individu
yang ada di dalam suatu
kelompok tertentu. Pola perilaku individu dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti faktor
personal (usia dan tahapan hidup, kedudukan/jabatan, gaya
hidup, kepribadian dan
konsep diri), faktor psikologis (motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan
sikap). Kedua faktor di atas akan menentukan perilaku
individu-individu di dalam
mengambil keputusan pembelian. Perilaku pembelian (buying
behavior): keputusan
dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian
dan penggunaan suatu
produk.
Ada lima peran yang terlibat di dalam proses pembuatan
keputusan pembelian.
a. Initiator: seseorang yang
menyarankan/memunculkan ide untuk membeli
sesuatu produk/jasa
b. Influencer: seseorang yang cara pandang dan
gagasannya mempengaruhi
keputusan pembelian
c. Decider: seseorang yang memutuskan komponen
dari keputusan
pembelian; membeli atau tidak, apa yang mau dibeli,
bagaimana
membelinya, atau dimana akan dibeli.
d. Buyer: seseorang yang secara aktual melakukan
pembelian
e. User: seseorang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk/jasa
Perilaku pembelian pasar konsumen (consumer buying
behavior): keputusan dan
tindakan orang-orang yang ditujukan untuk membeli suatu
produk untuk digunakan
sendiri.
Perilaku pembelian pasar konsumen melalui beberapa tahap
keputusan pembelian.
Tahap-tahap keputusan pembelian itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kedua hal itu
dapat ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
(gambar)
Mengembangkan strategi pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah
rencana yang memungkinkan
perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk
mencapati tujuan
pemasaran dan perusahaan.
Isu strategi pemasaran adalah:
1. Seleksi dan Evaluasi Pasar Sasaran
Pasar sasaran adalah kelompok orang yang dijadikan
sasaran dari semua usaha
pemasaran perusahaan. Dalam penentuan pasar sasaran
perusahaan perlu
mempertimbangkan pengaruh pasar sasaran terhadap tingkat
penjualan
perusahaan, biaya dan laba.
2. Merancang dan menyusun Bauran Pemasaran (Marketing
Mix)
Marketing mix adalah sekumpulan alat pemasaran yang
digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasaran pada pasar sasaran.
E.Jerome McCarthy
menamai alat-alat pemasaran itu “the four Ps of
Marketing”. 4P yang
dimaksudkan adalah Product (Produk), Price (Harga),
Promotion (promosi),
dan Place (Tempat).
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Isu mengenai bauran pemasaran merupakan isu penting yang
umumnya mendapatkan
porsi yang cukup besar di dalam pembahasan mengenai
fungsi pemasaran perusahaan.
Guna memahami konsepsi mengenai bauran pemasaran, Bonne
and Kurtz
mengatakan: “a blending of the four strategy elements
of marketing decision making
– product, price, distribution, and promotion- to satisfy
chosen consumer segments”.
Mereka lebih memberikan penekanan pada kombinasi di
antara elemen-elemen
produk, harga, distribusi, dan promosi untuk memuaskan
segmen pasar yang telah
dipilih. Philip Kotler membuat definisi yang lebih luas
dengan penekanan bukan pada
kombinasi, melainkan pada penyebutannya sebagai alat, “is
the set of marketing tools
that the firm uses to pursue its marketing objectives in
the target market”. Konsepsi
yang akan digunakan di dalam teks ini adalah seperangkat
alat marketing yang terdiri
dari kombinasi strategi produk, penetapan harga, saluran
distribusi dan promosi yang
digunakan perusahaan untuk memuaskan target pasar yang
telah ditentukan.
Strategi Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa
barang ataupun jasa. Ketika
perusahaan menawarkan produknya kepada masyarakat,
perusahaan harus memiliki
keyakinan bahwa produk yang akan diluncurkan itu memang
dirancang untuk dapat
memuaskan keinginan konsumen. Oleh karena itu, proses
merancang sebuah produk,
bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa yang akan
dipenuhi, melainkan
juga menyangkut keputusan disain produk, nama merek,
merek dagang, jaminan, citra
produk dan layanan konsumen.
Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasi berdasarkan pembeli dan
tujuannya. Secara luas produk
diklasifikasikan sebagai produk konsumen dan produk
industri. Yang pertama adalah
produk yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi
sendiri, sementara yang terakhir
membeli produk untuk dijual kembali atau digunakan di
dalam proses produksi
perusahaan.
Produk Konsumen
1. Convenience Product: item produk yang seringkali
dibeli oleh konsumen
secara langsung dan hanya memerlukan sedikit usaha.
Misalnya, surat kabar,
permen, permen karet, kue-kue, rokok, dan lain sebagainya
2. Shopping Product: item produk yang dibeli oleh
konsumen setelah ia
membandingkan produk yang sama di tempat-tempat lain.
Misalnya, TV,
Komputer, Cell-phone, dan lain sebagainya.
3. Specialty product: item produk yang dibeli oleh
konsumen setelah dia
melakukan usaha yang besar untuk menemukan dan
mendapatkannya.
Konsumen rela melakukan usaha yang lebih keras untuk
mendapatkan produk
ini. Misalnya, mebel antik, benda-benda pusaka, dan lain
sebagainya.
4. Unsought Product: item produk yang seringkali tidak
terpikirkan oleh
konsumen untuk membelinya, entah karena ketidak tahuan,
atau karena
memang tidak ingin. Misalnya produk-produk asuransi, jasa
bedah/operasi
rumah sakit.
Produk Industri
1. Capital item
2. expense item
3. Installation
4. Accessory equipment
5. component parts and materials
6. Raw materials
7. Supplies
PRICE (Harga)
Kebijakan Penetapan Harga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar